There have been multiple accounts created with the sole purpose of posting advertisement posts or replies containing unsolicited advertising.

Accounts which solely post advertisements, or persistently post them may be terminated.

Rahman: Pasar Saham Indonesia Memulai Tahun Baru Dengan Baik: Investasi Asing Mendorong Pertumbuhan Pasar

Dalam sebuah acara berbagi di Akademi Keuangan Galaksi, Rahman membagikan informasi terkait pemanfaatan investasi asing di Indonesia.

Dalam sebuah acara berbagi di Akademi Keuangan Galaksi, juru bicara Rahman membahas secara rinci mengenai masuknya investasi asing ke Indonesia. Menurut data Bank Indonesia (BI), pada beberapa hari pertama bulan Januari 2024, Indonesia berhasil menarik investasi asing sebesar 554 juta USD, yang sekali lagi menunjukkan daya tarik pasar keuangan negara tersebut.

Rahman: Inflow Investasi Asing Terfokus pada Pasar Keuangan

Rahman menyatakan bahwa investasi asing terbaru ke Indonesia terutama terfokus pada sektor keuangan. Secara khusus, investasi asing ini terutama difokuskan pada tiga area: pasar obligasi pemerintah, pasar saham, dan pasar Surat Berharga Bank Indonesia (SRBI). Erwin Haryono, Direktur Eksekutif Departemen Media BI, memberikan angka yang jelas, dengan pembelian bersih pasar obligasi pemerintah Indonesia mencapai 5,07 triliun Rupiah, pembelian bersih pasar saham sebesar 1,47 triliun Rupiah, dan pembelian bersih pasar SRBI sebesar 2,08 triliun Rupiah.

Rahman berpendapat bahwa data tersebut menunjukkan daya tarik besar pasar keuangan Indonesia bagi investasi asing, dan tren ini kemungkinan akan terus berlanjut dengan upaya berkelanjutan pemerintah. Hingga tanggal 4 Januari 2024, total investasi asing bersih di pasar obligasi pemerintah mencapai 1,79 triliun Rupiah, pasar saham mencapai 2,40 triliun Rupiah, dan pasar SRBI mencapai 2,73 triliun Rupiah.

Terlihat bahwa potensi pasar saham Indonesia belum sepenuhnya terungkap bagi dana internasional, sebagian besar investor masih tertarik untuk membeli aset keuangan terkait pemerintah, yang mungkin tidak sangat ramah terhadap pemanfaatan investasi asing oleh sektor swasta. Dalam waktu mendatang, Rahman memprediksi bahwa pasar modal swasta akan mengalami perkembangan jangka panjang.

Rahman: Perhatikan Potensi Risiko Keuangan

Namun, pada saat yang sama, Rahman juga mengingatkan para investor untuk memperhatikan potensi risiko keuangan. Berbeda dengan negara maju, meskipun pertumbuhan Indonesia sangat cepat, namun masih ada banyak masalah dalam pengendalian risiko keseluruhan negara, di mana yang paling utama adalah lingkungan politik yang di tahun ini akan mengalami perubahan besar, dengan Presiden Joko Widodo yang telah lama berkuasa akan melepaskan jabatannya.

Selain itu, Rahman menyatakan bahwa Indonesia menghadapi tanda-tanda peningkatan risiko keuangan, seperti risiko kredit negara. Berdasarkan data premi risiko default kredit (CDS) 5 tahun, telah meningkat dari 68,45 basis poin pada 29 Desember 2023 menjadi 75,01 basis poin, menunjukkan kekhawatiran investor terhadap risiko gagal bayar utang di masa depan.

Rahman melakukan penelitian mendalam terhadap sistem keuangan Indonesia, secara keseluruhan, sistem keuangan Indonesia tetap kuat, berbeda dengan wilayah lain di Asia Tenggara, Indonesia telah menjadi daya tarik besar bagi investasi asing, dan dengan membuka pasar keuangan domestik secara berkelanjutan, berharap untuk menarik modal global ke Indonesia, di latar belakang besar ini, Rahman percaya bahwa momentum pengembangan pasar saham Indonesia tidak akan terputus di tengah jalan.

Rahman: Prospek yang Baik dalam Jangka Panjang untuk Pasar Saham Indonesia

Rahman meyakini bahwa mata uang Indonesia, seperti Rupiah, akan terus menguat. Pada awal perdagangan tanggal 5 Januari 2024, dapat dilihat bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika menguat, mencapai 15.490 Rupiah per Dolar, lebih rendah dari penutupan hari perdagangan sebelumnya sebesar 15.485 Rupiah.

Rahman juga memperingatkan investor bahwa dalam konteks lingkungan internasional, indeks dolar Amerika Serikat (DXY) masih tetap kuat, naik ke level 102,42. Namun, keyakinan Indonesia dalam stabilitas keuangannya sepertinya belum terlalu dipengaruhi, terlihat dari kenaikan yield obligasi pemerintah Indonesia dengan tenor 10 tahun menjadi 6,66%, yang disertai dengan kenaikan yield obligasi pemerintah Amerika Serikat tenor 10 tahun hingga 3,999%.

Dalam latar belakang ini, Rahman menekankan bahwa Bank Sentral Indonesia tidak hanya akan terus memantau dinamika ini, tetapi juga akan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah dan departemen terkait. Melalui strategi penyempurnaan kebijakan, bank sentral bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan, mendukung pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut. Pernyataan Rahman dengan jelas menunjukkan tekad kuat Bank Sentral Indonesia dalam menjaga keamanan keuangan negara.

  • All
  • Subscribed
  • Moderated
  • Favorites
  • [email protected]
  • random
  • lifeLocal
  • goranko
  • All magazines